A. Pengertian,
Karakteristik Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Defenisi mutu memiliki konotasi yang bermacam-macam bergantung orang yang memakainya. Mutu berasal dari bahasa latin yakni “Qualis” yang berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Mutu menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan.Mutu menurut Juran ialah kecocokan dengan kebutuhan. (Usman, 2006 : 407).
Masih dalam buku yang sama (406) petikan dari Sallis (2003) mengemukakan mutu adalah konsep yang absolut dan relatif. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi. Mutu yang relatif bukanlah sebuah akhir, namun sebagai sebuah alat yang telah ditetapkan atau jasa dinilai, yaitu apakah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan (Usman, 2006 : 408).
Ditinjau dari sudut hokum, dipinisi pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),pasal 1(1 dan 4),yaitu “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengambangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan”(Husaini Usman:2006:7). Menurut Sunario seperti dikutip Usman (2006:7) potensi otak manusia yang digunakan untuk barpikir baru 4% .Jadi masih 96% dari otak manusia yang belum digunakan untuk berpikir.
Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas (Usman, 2006 : 410). Mutu dalam konteks manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) bukan hanya merupakan suatu gagasan, melainkan suatu filosofi dan metodologi dalam membantu lembaga untuk mengelola perubahan secara totalitas dan sistematik, melalui perubahan nilai, visi, misi, dan tujuan. Karena dalam dunia pendidikan mutu lulusan suatu sekolah dinilai berdasarkan kesesuaian kemampuan yang dimilikinya dengan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
Sedangkan menurut Hari Sudradjad (2005 : 17) pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill), lebih lanjut Sudradjat megemukakan pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral (integrated personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu, dan amal.
Namun untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, maka sekolah harus melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang berorientasi pada peningkatan mutu.
2. Karaktersitik
Mutu Pendidikan
Husaini Usman (2006 : 411) mengemukakan 13 (tiga) belas karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu :
- Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi : kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah vaforit
- Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.
- Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
- Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan
- Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik.
- Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan menghargai profesionalisme.
- Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu.
- Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).
- Standar tertentu (comformence to specification) yakniu memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah tetlah memenuhi standar pelayanan minimal.
- Konsistensi (concistency) yakni keajengan, konstan dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan perkataanya.
- Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dal berpakaian.
- Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas.
- Ketepatan (acuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.
Lebih lanjut Usman (2006 : 413)
mengemukakan secara sederhana mutu memiliki 4 (empat) karakteristik sebagai
berikut :
- Spesifikasi,
- Jumlah,
- Harga dan
- Ketepatan waktu penyerahan.
Sedangkan ruang lingkup mutu
meliputi :
- Mutu produk,
- Mutu biaya,
- Mutu penyerahan dan
- Mutu keselamatan.
Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Bagaimana Caranya?
Setiap tahun hari pendidikan diperingati, selalu pejabat di daerah maupun
di pusat terlebih presiden tetap mengatakan, agar mutu pendidikan ditingkatkan supaya mampu mengejar
ketinggalan dari negara maju.
60 Tahun Indonesia merdeka dan
berdaulat dan 100 tahun kebangkitan nasional, pendidikan
yang diharapkan tidak tercapai.
Ini berarti upaya meningkatkan pendidikan itu tidak dilaksanakan sesuai dengan
harapan itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa hari lalu juga
mengatakan di Surabaya agar mutu pendidikan itu
ditingkatkan.
Meningkatkan mutu ada persyaratan
yang sudah ditetapkan. Mutu tentu sama dengan kwalitas walaupun dalam
penggunaan kata itu harus diterapkan sesuai dengan maknanya.
Mutu pendidikan
tentu diartikan adalah: trampil, mampu sesuai dengan tingkat pendidikannya,
jujur dan yang terpenting lagi adalah moralnya baik. Manusia dinilai bukan
karena sertifikat, ijasah, harta tapi kemapuannya berbuat, jujur dan moralnya
terpuji.
Bukan manusia yang licik menggunakan
akalnya untuk menipu orang lain, menggarong harta negara dan licik melanggar
hukum. Harus diawasi seperti anak-anak untuk tidak melanggar aturan,
undang-undang serta perbuatan yang tercela. Banyak orang dewasa harus
dijaga/diawasi untuk tidak melanggar hukum/peraturan Mereka diperlakukan seperti
anak-anak.
Pendidikan
Indonesia bertujuan bukan hanya mengajari orang supaya pintar dalam ilmu dengan
berbagai ijasah, sertifikat yang banyak sampai pada tingkat s1,s2 dan s3. serta
profesor. Lebih diharapkan lagi adalah menciptakan/menemukan sesuatu yang baru.
Bukan hanya menghafal apa kata orang lain.
Disinilah banyak ketinggalan bangsa
Indonesia dari bangsa lain. Lihat saja bidang industri. Indonesia menjadi
terjajah dengan hasil produksi orang lain. Untuk belajar dan bekerjasama dengan
orang pintar/orang mampu dari negara lain, seperti malu.
Lihat Jepang, Korea, India dan
negara lain, maju industrinya. Mengapa mereka mampu, orang Indonesia tidak ?
Jika untuk bertengkar, unjuk rasa nomor satu. Berbuat kebaikan menjadi nomor
belakang. Mengapa demikian? Karena pejabat pemerintah selaku orang tua /pembina
anak bangsa tidak berbuat untuk itu. Tidak menjadi contoh yang baik. Begitu dia
duduk di kursi empuk itu, mereka lupa, yang dikerjakannya adalah mangaut uang
negara untuk memperkaya diri. Janji tinggal janji pada masa kampanye.
Mereka mengatakan elite politik
pemimpin rakyat. Apanya yang elite dan bagaimana kepemimpinannya? Mereka tidak
berbuat untuk membantu rakyat dalam upaya mengatasi hidupnya. Membantu
bagaimana supaya pendidikan rakyat itu
dapat maju. tidak dilakukannya.
Saya selaku rakyat mengusulkan
kepada pejabat negara, maunya jangan hanya omong tapi buatlah tatanan bagaimana
memajukan mutu pendidikan itu. Pertama pendapatan guru itu
ditingkatkan.
Bukan pendapatan anggota DPRD/DPR
yang lebih dulu ditingkatkan. Demikian juga pejabat tinggi dengan fasilitas istimewa.
Pasilitas apa yang diberikan kepada guru, pengawas dan kepala sekolah ?
Kemudian harus dihargai orang yang jujur dan mampu berbuat.
Bukan karena kenalan pandai lobing
ke atas. Kapanpun mutu pendidikan tidak akan
meningkat, jika untuk menjadi kepala sekolah harus ada deking dan uang.
Demikian juga jika untuk jadi pegawai negeri harus memakai deking dan uang.
Terlebih dalam penempatan untuk duduk di satu jabatan.
Yang terjadi adalah yang dekat
dengan gubernur, dekat dangan bupati dan walikota.itulah yang diangkat namun
orang nakal. Paling tidak ada yang menyorongkan. Pasti balas jasa akan
dilakukan. Dari mana uangnya? Korupsi juga.
Semoga bangsa Indonesia terutama
pejabatnya tidak hanya rajin berangan-angan, bangsa ini akan maju beberapa
tahun mendatang. Kemajuan itu harus didasari pendidikan,
ketrampilan dan kejujuran. Jika sifat saling sikut menyikut kehancuran yang
bakal ditemukan. [ Marihot Siagian di Glugur Medan ]
Casino.org Archives - JTM Hub
BalasHapusThe Casino.org website is updated regularly 경주 출장샵 with new information. We 거제 출장샵 encourage players to visit 세종특별자치 출장샵 Casino.org. The 영천 출장마사지 Casino.org website is updated regularly with new 천안 출장마사지 information.